Sunbeam S7

Selasa, 22 Mei 2012 00.05 Diposting oleh Pangeran Cinta 0 komentar
Sunbeam merupakan merk sepeda motor yang mulai berproduksi pada tahun 1912, meskipun perusahaan ini telah berdiri sejak tahun 1859. John Marston, pemilik dari perusahaan ini pada awalnya hanya membuat panci dan wajan. Dari sanalah akhirnya produksinya mulai merambah ke produksi sepeda, sepeda motor dan mobil. Semua item yang dibuat oleh Sunbeam yang dikenal mempunyai kualitas pengerjaan yang sangat baik. Salah satu mesin awal yang dihasilkan oleh Sunbeams adalah mesin silinder tunggal, atau V JAP kembar dan kemudian juga muncul model King Abingdon Dick V silinder ( V twins ) dan Swiss silinder kembar ( MAG ). Sepanjang sejarah, Sunbeams ini telah teruji kehandalannya utamanya untuk balapan.

Pada tahun 1936 perusahaan ini dijual ke AJS. Mereka telah membeli Matchless beberapa tahun sebelumnya dan tiga perusahaan bersama ini ( Sunbeam, Matchless dan AJS ) dikenal sebagai Associated Motor Cycles, atau AMC. AMC berharap untuk mendapatkan beberapa model baru dengan akuisisi Sunbeam ini. Model-model baru keluar hanya beberapa bulan ketika Perang Dunia II mulai dan setelah itu semua produksi AMC beralih ke mesin untuk penggunaan militer.

Ketika perang berakhir Sunbeam berpindah tangan lagi menjadi bagian dari Birmingham Small Arms, lebih dikenal sebagai BSA. Sunbeam S7 tahun 1946 adalah paduan 487cc twin silinder vertikal. Mesin pertama yang dihasilkan memiliki getaran yang sangat buruk sehingga unit pertama ini harus ditarik kembali dari pasaran sampai ditambahkan penyangga mesin dengan karet ditambahkan.

Model berikutnya dirilis pada 1949 dan disebut De-Luxe, meskipun pada dasarnya semua yang berubah adalah warna dari seragam semua hitam untuk Mist Green. Ada perubahan kecil lainnya seperti penerapan tuas stang modern. Pada tahun yang sama S8 ini dirilis, mesin ini dilengkapi dengan A10 BSA (650cc twin) yang lebih gaya dan garpu roda sepeda yang memberikan tampilan sporty dan jauh lebih ramping. S7 dan S8 digunakan untuk militer sampai dengan tahun 1956 dan setelah itu produksi berhenti dan nama Sunbeam digunakan pada skuter.
»»  ReadMore...

Menjual Motor Antik Lebih Mudah Dibanding Mendapatkannya

00.01 Diposting oleh Pangeran Cinta 0 komentar
Usia BMW seri R26 ini boleh saja menua, namun motor kuno warna hitam solid tersebut belum layak pensiun sebagai tunggangan kesayangan. Motor bikinan Jerman produksi 1955 tampil masih gagah. Koleksi Yahya Noor, pengusaha asal Klaten, Jateng ini masih dalam kondisi prima. Cat orisinil 90 persen, dan kondisi mesin mantap. Kendaraan dengan sistem penggerak gardan ini masih nyaman, terasa mendud-mendud dikendarai.

BMW R26 tersebut merupakan salah satu dari enam motor jadul (zaman dulu) milik kolektor motor ini. Lainnya BMB seri R27 produk tahun 1961. BSA seri B13 (1953), Harley Davidson (1948), Tarono bikinan Hongaria (1962), dan Yamaha 400 CC (1978). "Saya menyukai motor jadul, karena unsur klasik, antik, dan kuno. Coba bayangkan, motor yang dibuat lebih dari setengah abad lalu itu, masih layak dikendarai sampai ratusan kilometer. Nyaman, dan tidak mogok," paparnya.
Dalang kondang Ki Manteb Soedarsono, juga merupakan pecandu motor antik. Di rumahnya, di Colomadu, Karanganyar, berderet motor antik, seperti jenis MZ Veb Motorra Warkzschpau. Motor bikinan Jerman 1969 bernomor AD 3000 YE ini masih memilik STNK dan BPKB. Motor antik lainnyaadalah BSA, BMW, dan Honda Phantom Custum.

Menurut Yahya Noor, ia masih terus akan memburu motor-motor antik. "Menjual lebih gampang katimbang mencari," paparnya. Disebutkan, motor antik, kalau sudah di tangan kolektor, akan susah dilepas apalagi pemiliknya orang berduit. "Bila perlu kita mau memburu barang rongsokan, lalu diperbaiki."

Mengenai perawatannya, ia mengatakan, tidak begitu sulit. Motor kuno semua menggunakan sistem manual, bukan elektrik yang lebih njlimet. Apalagi sekarang banyak mekanik bengkel yang memahami betul mengenai mesin motor antik. "Jadi tidak begitu sulit."

Namun, lanjutnya, mengendarai motor kuno tidak seperti kita memacu motor baru buatan Jepang. Penungggangnya harus sabar. Untuk menghidupkan dan memanaskan mesinnya saja "butuh waktu lama, seperti pada motor Hullsman, BMW, Ariel, dan Norton (Jerman). Motor kuno jenis BSA Seklep, British Bike Matchess (Inggris), Tanomo (Hongaria) MZ, dan NZO (Rusia), juga memerlukan waktu sekitar 15 menit untuk memanaskan mesinnya sebelum dikendarai.

Informasi mengenai pasar motor kuno, kata dia, biasanya berkembang dari komunitas pencinta kendaraan roda dua, seperti asosiasi klub, Gerombolan Motor Kuno (Germo), dan Old Motorcycle Asociation (OMA). OMA merupakan tempat berkumpulnya para penggemar motor tua, khususnya motor di bawah tahun 70-an. "Mereka saling berkomunikasi lewat website," ujar Yahya.

Yahya mengaku bangga sebagai penggemar motor tua karena lewat kegiatan ini, ia dan rekan-rekannya bisa melestarikan barang-barang langka bernilai tinggi. "Ini sekaligus sebagai museum berjalan. Bisa dibayangkan, kalau mereka melakukan kegiatan touring, sama artinya pameran motor bekas perang bikinan Jerman (BMW), Prancis (Barnet), dan Inggris (BSA)," paparnya.

Koleksi 300 motor tua

David Sunar Handoko, juga penggila motor tua. Pengusaha diler motor Honda di Yogyakarta ini mengoleksi sekitar 300 motor tua dari berbagai merek, dan 90 motor Harley Davidson (HD). Dari sekian banyak koleksi itu, Sunar mengaku paling menyukai HD tipe Knucklehead 1936-1948, berkapasitas 1.200 CC dan 1.000 CC yang diperolehnya langsung dari Amerika Serikat dan Jerman.

Ia mengaku sangat selektif dalam mengoleksi motor kuno. Namun, meski telah mempunyai banyak, pria ini masih tetap saja memburu motor-motor antik, apalagi jenis dan merek yang belum ia miliki. Sebaliknya, David masih enggan melepasmotornya meskipun sudah banyak yang mengincarnya.

Menurutnya, motor-motor koleksinya bisa saja dinikmati oleh masyarakat, kalau memang diperlukan. Ia juga berharap Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta mau mempromosikan tempat penyimpanan motor tuanya sebagai lokasi wisata alternatif.

Disebutkan, mengoleksi motor kuno, seperti memiliki ikatan bathin. Karena itu tidak heran jika para penggemar enggan melepas tunggangan meski ditawar dengan harga tinggi. Pemilik dengan sepenuh hati merawatnya, kendati harus merogoh kantong lebih dalam. "Ini kepuasan yang tak ternilai harganya," kata David. ed khoirul a
* Otomotif
* Republika
»»  ReadMore...

Sepeda Onthel

Kamis, 19 April 2012 18.31 Diposting oleh Pangeran Cinta 0 komentar
Pernah dengar sepeda onthel?? Atau sepeda unta?? Pernah dooong pastinyaaa.. Memori kita akan langsung terbayang dengan jenis sepeda “jadul” dengan ukuran ban yang gede (28 inchi), tinggi, terlihat ringan, kokoh & kuat..

Sepeda Onthel biasa digunakan oleh masyarakat perkotaan sampai tahun 1970-an. Berbagai macam merek sepeda onthel dari berbagai negara beredar di pasar Indonesia. .Pada segmen premium terdapat misalnya merek Fongers, Gazelle dan Sunbeam. Pada segmen dibawahnya diisi oleh beberap amerek terkenal seperti Simplex, Burgers, Raleigh, Humber, Rudge, Batavus, Phillips dan NSU. Kemudian pada tahun 1970-an keberadaan sepeda onthel mulai digeser oleh sepeda jengki. Waktu itu sepeda jengki yang cukup populer adalah merek Phoenix dari China. Sepeda jengki pada tahun 1980-an juga mulai tergeser oleh sepeda MTB sampai sekarang.

Sepeda Onthel kemudian pada tahun 1970-an secara perlahan lebih banyak digunakan oleh masyarakat pedesaan. Namun pada akhirnya karena usia dan kelangkaan, sepeda onthel telah berubah menjadi barang antik dan unik. Mulailah situasi berbalik, sepeda onthel yang dulunya terbuang, sekarang pada tahun 2000-an justru diburu kembali oleh semua kalangan mulai dari pelajar, mahasiswa sampai pejabat. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya komunitas2 penggemar sepeda onthel, seperti Komunitas Ontel Batavia (KOBA) - Jakarta, Komunitas Onthel Tjimahi –Bandung, SAMAR (Sepeda Antik Margaya) – Bali, dll. Akibatnya harga sepeda onthel menjadi mahal.. mulai 500.000 sampai jutaan rupiah. Merk “Gazelle” adalah yang paling mahal, dengan spesifikasi tertentu, harganya bisa mencapai lebih dari 20 jt rupiah. Harga jual yg tinggi dikarenakan speda tua ini sdh tdk diproduksi lg di Pabrik pusat di Eropa&trmsuk dlm kategori barang antic. Keranjingan masyarakat terhadap sepeda onthel adalah tepat bersamaan dengan berkembangnya ancaman global warming.

Bisa jadi ketika, BBM semakin mahal dan polusi udara semakin tidak terkendali, komunitas Sepeda Onthel akan menjadi salah satu garda terdepan untuk mensosialisasikan kembali pentingnya naik sepeda. Selamat menikmati. :)
»»  ReadMore...

Sepeda Motor Kuno Amerika (Motor Markel 1911)

18.20 Diposting oleh Pangeran Cinta 0 komentar
Merkel merintis desain sepeda motor sejak tahun 1900-an. Pada masa awal demam sepeda motor, Merkel merilis jagoannya yang mengusung mesin kecil bersilinder tunggal pada tahun 1902, dan selanjutnya terus berkembang hingga mengadopsi mesin V-twin di tahun 1910 dan mengokohkan posisinya dalam persaingan industri sepeda motor.Biarpun secara keseluruhan bentuknya mirip dengan sepeda motot masa itu, merkel telah memberikan sentuhan lebih pada garpu depan yang sekaligus sebagai suspensi depan. Sepintas terlihat mirip dengan garpu sepeda yang ridgid, tetapi sesungguhnya tersembunyi pegas didalamnya, yang kemudian di contek oleh produsen sepeda motor lainnya. Tidak ketinggalan, garpu roda belakang juga mendapat perhatian dengan menggabungkan swing dan slider arm.Edisi 1915, Merkel menawarkan model unggulan: suspensi depan dan belakang, kickstarter, suspensi pada sadel (spring), transmisi dengan dua percepatan dan mesin yang powerfull V-twin dengan kapasitas 1.000 cc.Tetapi sayangnya sang innovator dan pelopor ini tidak dapat bertahan dalam melawan persaingan yang ketat dan harus meninggalkan industri sepeda motor pada tahun 1916.
»»  ReadMore...

Sepeda Motor Kuno Amerika (Motor Thor 1914)

18.12 Diposting oleh Pangeran Cinta 0 komentar
Produsen sepeda motor Thor, dimiliki oleh Aurora Automatic Machinery Company. Perusahaan ini turut berjasa menumbuhkan industri sepeda motor amerika, karena mesin buatannya di manfaatkan oleh produsen sepeda motor lainnya seperti Indian, Reading Standard dan Sears.Kerja sama dengan Indian bermula di tahun 1902 dan berakhir pada 1907, sehingga Thor berinisiatif membangun sepeda motor sendiri.

Pada model awal, Thor menggunakan mesin tunggal yang dirancang Thor-Indian dan telah memproduksi selama lima tahun. Dan ketika Thor memperkenalkan V-twin pertama pada tahun 1910, memicu produsen lain mengikuti langkahnya.Mesin Thor, tidak di pasang tegak membentuk huruf V, namun silinder depan cenderung lebih rebah dan silinder belakang menjadi tegak sehingga mirip dengan hurf L yang pada era modern sekarang sering di adopsi oleh produesen sepeda motor dari Italia: Ducati. Akibatnya di belakang mesin terdapat ruang kosong dan Thor memanfaatkannya untuk menempatkan karburator dan magneto (generator?)Pada 1913, Thor memperkenalkan mesin V-twin baru hasil rancangan sendiri dan dipasang dengan cara konvensional, sekaligus menggantikan mesin 76 inci kubik. Thor sukses dalam bebrapa balapan, tetapi tidak pernah bisa lepas dari bayang-bayang Indian dan Harley-Davidson.Akhir cerita dari Thor sama dengan produsen sepeda motor masa itu yang tidak sanggup menghadapi ketatnya persaingan, namun Thor masih sempat mengeluarkan produk terakhirnya pada tahun 1917 sebelum benar-benar menghilang karena induk perusahaan lebih berkonsentrasi pada industri peralatan dan power tools.
»»  ReadMore...

Sejarah Vespa Sprint 150

Selasa, 10 April 2012 00.36 Diposting oleh Pangeran Cinta 1 komentar
Dikeluarkan pada tahun 1965 hingga 1974, Vespa 150 Sprint merupakan generasi awal dari serie ini. Menggunakan salah satu keluarga mesin klasik 145.55 cc dengan penambahan cukup signifikan dalam hal kekuatan yaitu melalui besaran daya angkut yang diselaraskan dengan kecepatannya.
Kerangka body Vespa 150 Sprint sama dengan produk untuk Vespa GL, namun dengan sentuhan warna baru yakni silver metalik. Di sayap (fender) bagian kanan tersemat kata Vespa Sprint tersusun miring dua baris dengan style italic handwritting terbuat dari sejenis campuran alumunium yang berefek kebiru-biruan. Begitupun halnya dengan kata dibagian belakang, tertulis 150 Sprint tersusun miring satu baris yang berbahan serta material sama seperti bagian depan dan terletak agak diatas lampu bagian belakang.
Terdapat striping lurus terbuat dari alumunium pada bagian spakbor depan, box bagasi dan box mesin yang sejajar di kiri kanannya. Dengan kunci stang berbentuk oval, Vespa 150 Sprint menggunakan 2 jenis jok sesuai dengan permintaan yaitu model jok (sadle) ganda (pengendara dan penumpang) berwarna biru tua maupun dan jok panjang (single-seater).
Adapun bagian-bagian yg berlapis krum adalah baut gagang rem depan dan gagang kopling, klakson, rumah lampu belakang, ring lampu depan, kunci stang, tutup kunci stang dan kunci tutup box bagasi. Lapisan berwarna seng terdapat pada bagian-bagian seperti standar, shock bagian depan, seluruh baut dan mur serta tutup bak kopling.
Sementara itu bagian yg beraksen posfor meliputi shock bagian belakang termasuk per, baut dan murnya, serta per bagian depan. Sentuhan metal halus terdapat pada bagian gagang rem depan dan kopling, pedal rem belakang, gantungan barang, kuku macan, jengger depan, selahan, kunci (pengkait) box mesin, gagang kran bensin, dan lis sayap depan. Bagian yg bernuansa stainless adalah rumah saklar dan lis karpet tengah yang terbuat dari karet.
Dengan stang (handlebar) model kotak seperti GL dan Super serta speedometer oval, adapun nomor serial body Vespa 150 Sprint terukir dibagian kiri dibawah box bagasi dengan kode VLB1T 1001-VLB1T 1205477 dan nomor mesin di bagian paha ayam mesin dekat pipa saluran knalpot diawali dengan kode VLB1M. Bagian-bagian lain yg memiliki warna berkesan alumunium meliputi velg, tromol depan dan belakang, tutup kipas, fork depan. Sementara itu warna lapisan anti karatnya adalah abu-abu.
»»  ReadMore...

Sejarah Vespa Kongo

00.29 Diposting oleh Pangeran Cinta 0 komentar
Ada sebuah ungkapan yang mengatakan bahwa “untuk berdamai maka mulailah perang.” Akhir sebuah peperangan ataupun konflik di sebuah wilayah selain membuahkan perdamaian, kadang juga tidak pernah terduga. Keadaan yg tidak terduga ini dapat berupa macam-macam bahkan tidak masuk akal, diantaranya adalah semakin populernya salah satu jenis kendaraan roda dua yakni Vespa. Perang yang berkecamuk di benua Afrika dalam dekade 1960'an memberikan dampak yang irasional terhadap popularitas Vespa khususnya di tanah air tercinta ini. Sebagai bagian dari kepedulian Bangsa Indonesia terhadap perdamaian dunia, maka setelah berakhirnya Perang Congo (negara ini beberapa kali berganti nama Congo, Zaire, Congo) tanggal 31 Juli 1960 PBB mendaulat Republik Indonesia untuk mengirimkan pasukannya guna menjadi bagian dari pasukan penjaga perdamaian di Negara Congo. Wujud kepedulian yang tinggi atas perdamaian dimuka bumi, Bangsa Indonesia mengutus pasukan terbaiknya ke Congo dengan sandi Pasukan Garuda Indonesia melalui beberapa kali pendaratan.
Setelah tugas sebagai pasukan penjaga perdamaian diselesaikan, Pasukan Garuda Indonesia menerima tanda penghargaan dari Pemerintah Republik Indonesia, dimana salah satunya berupa Vespa (dari beberapa sumber mengatakan bahwa dalam pemberian itu juga ada yang berbentuk uang dan beberapa peti jarum jahit). Terlihat disini Vespa sesungguhnya telah mengikat kita (para scooteris) dengan bangsa kita dalam kancah internasional, walaupun tidak pernah tertulis dalam tinta emas sejarah republik ini.
Menarik disimak bahwa penghargaan Vespa tersebut juga tidak terlepas dari tradisi dalam dunia kemiliteran. Beberapa sumber mengatakan bahwa untuk Vespa yang berwarna hijau 150 cc ditujukan bagi tentara yg lebih tinggi tingkat kepangkatannya, sementara yang berwarna kuning dan biru 125 cc untuk tingkat kepangkatan yang lebih rendah. Selain itu guna melengkapi jati diri atas Vespa dimaksud juga di sematkan tanda nomor prajurit yang bersangkutan, pada sisi sebelah kiri handlebar (stang) yang berbentuk oval terbuat dari bahan kuningan serta sebuah piagam penghargaan yang menyertainya.
Setelah itu maka pada tahun-tahun tersebut ramailah Vespa dengan sebutan Vespa Congo berseliweran di jalan-jalan, sebuah Vespa baru yang menambah tipe Vespa sebelumnya telah hadir. Kondisi ini ternyata juga memberikan dampak positif bagi penjualan Vespa di tanah air saat itu. Vespa Congo yang berbentuk bulat telah memberikan konstribusi berupa iklan gratis bagi importir Vespa di Indonesia. Perkembangan ini kemudian menimbulkan semacam stigma disini bahwa Vespa yg berbentuk bulat ya…Vespa Congo.
Jadi jangan heran apabila saat ini generasi sebelum kita menyebut Vespa bulat dengan sebutan Vespa Congo, walaupun Vespa yang dimaksud sesungguhnya adalah Vespa keluaran tahun 1962 atau Vespa keluaran tahun 1965 misalnya (hal ini pernah penulis alami saat menanyakan pada seseorang yang cukup berumur sedang bersama vespanya dan dia bilang ini Vespa Congo…, ya…sudahlah).
Seiring dengan perjalanan waktu maka mulailah sebuah evolusi kepunahan atas Vespa Congo di tanah air terjadi. Banyak sebab yang menjadikan hal tersebut terjadi, seperti telah dijualnya Vespa dimaksud oleh pemilik aslinya atau ada beberapa bagian yang rusak berat sehingga sangat sulit untuk diperbaiki. Hal ini mengingat terbatasnya jumlah Vespa jenis tersebut yang disebabkan keberadaannya juga sangat signifikan dengan jumlah tentara kita yang menerima. Walaupun penulis pernah menemui Vespa jenis tersebut yang bukan milik Pasukan Garuda Indonesia (sepertinya pernah juga Vespa jenis tersebut masuk ke Indonesia melalui importir Vespa waktu itu ), namun tetap saja pasokan akan suku cadang maupun hal-hal lain yang menyertainya, seperti spakbor depan atau speedo meternya sangat minim tersedia. Tidak demikian halnya dengan Vespa jenis lain yang masih banyak diproduksi walaupun oleh rumah produksi lokal.
Dengan kondisi tersebut di atas maka Vespa Congo mulai masuk daftar sebagai salah satu The Most Wanted Vespa in Indonesia, yang dijadikan tunggangan scooteris maupun sebagai barang koleksi bagi kolektor Vespa.
Saudara Kandung Vespa Congo
alah satu keunikan Vespa Congo adalah Vespa jenis tersebut tidak diproduksi oleh Italy melainkan oleh German. Dengan berbahan baku plat baja yang lebih keras dari pada Vespa bulat umumnya, Vespa Congo memiliki tingkat kelengkapan lebih dari pada Vespa made in Italy yang umum beredar di Indonesia (VBB1T maupun VBB2T). Vespa Congo adalah bukti penetrasi scooter produk Italy yang merambah dunia. Untuk dapat mengetahui hal ini dapat dimulai dari perkembangan Vespa di German.
Jacob Oswald Hoffmann adalah pemilik pabrik sepeda di Lintorf, sebuah kota yang terletak di Utara Dusseldorf. Dia membangun sendiri pabrik tersebut dengan membeli sebidang tanah yang diatasnya telah berdiri beberapa gedung bekas pabrik pacul/cangkul setelah berakhirnya perang. Suatu ketika pada awal 1949 ia mendapati beberapa foto vespa hasil jepretan wartawan berada diatas meja kerjanya. Dari sini ada perbedaan yang fundamental, kemudian Hoffman mencari tahu lebih banyak mengenai objek foto tersebut.
Kesempatan datang saat di Frankfurt Show, dimana Hoffmann dan Vespa bertemu langsung untuk pertama kalinya. Dari sana kemudian Hoffmann berkeinginan membangun pabrik Vespa di Lintorf. Ia kemudian mengajukan kepada Piaggio untuk diberikan lisensi membangun Vespa bagi pasar German.
Piaggio sangat mendukung permintaan Hoffmann tersebut. Mereka kemudian melihat secara langsung kemungkinan akan pasar Vespa di German dan mendapatkan bahwa Vespa dapat diterima oleh pasar German. Langkah berikutnya adalah mereka mengadakan pendekatan kepada beberapa importir, akan tetapi para importir tersebut tidak ada yang berminat. Penundaan ini diminimalisir dengan mempercepat penandatanganan kesepakatan kerjasama diantara keduanya, dan mulailah Hoffmann sebagai pemilik lisensi utama atas produk Vespa untuk seluruh German Barat juga sebagian pasar Vespa di bagian Utara negara tersebut dan berhak atas export ke Belanda, Belgia serta Denmark. Pertanggung jawaban penjualan untuk wilayah bagian Selatan negara tersebut ditangani oleh Vespa Marketing GmbH di Frankfurt.
Vespa ternyata cepat populer di German, media massa mengangkatnya sebagai produk yang inovatif dan stylis serta memuji Piaggio atas ciptaanya berupa kendaraan transportasi roda dua yang sangat menarik. Tahun 1953, pabrik Hoffmann telah memproduksi lebih dari 400 unit Vespa setiap minggunya. Akan tetapi memasuki tahun-tahun berikutnya angka produksi menurun hingga setengahnya. Dalam kondisi perekonomian German yang tidak menguntungkan tersebut, Hoffmann percaya akan jalan keluarnya yaitu tetap pada jalur kompetisi dan ia menciptakan Vespa dengan performa yang lebih bagus.
Kemudian ia menciptakan Vespa dengan sebutan model Konigin yang terlihat gagah dengan ditambahkan sentuhan chromm serta lampu depan dan lain sebagainya. Biaya pengembangan Konigin ternyata sangat mahal, dan membahayakan kondisi keuangan Hoffmann. Pembuatan scooter jenis baru lainnya juga menjadikan kerjasama antara Hoffmann dengan Piaggio terputus, memasuki awal tahun 1955 kongsi keduanya bubar.
Piaggio kemudian menjalin hubungan dengan Messerschmitt Co., yang kemudian mengeluarkan produksi Vespa pertama di tahun 1955. Mereka mengeluarkan dua model yaitu 150 Touren dan GS yang diklaim lebih dahsyat. Mereka juga menyediakan purna jual dan service serta spare part bagi Vespa produksi Hoffmann. Kerjasama ini berlanjut hingga akhir tahun 1957.
Setelah itu berdirilah Vespa GmbH Augsburg, perusahaan patungan antara Piaggio dan Martial Fane Organisation, kongsi ini kemudian juga menyediakan beberapa bagian bagi Vespa Messerschmitt. Kedua model yang dibuat saat kongsian dengan Messerschmitt (150 Touren dan GS) kemudian dikembangkan dengan beberapa modifikasi. Selain itu Vespa GmbH Augsburg juga melahirkan Vespa 125 cc yang pertama kali diperkenalkan dalam tahun 1958. Produksi berlanjut hingga tahun 1963, yang merupakan saat puncak perubahan scooter dan produksinya yang sudah tidak terlalu banyak. Pada kelanjutannya German kemudian mengimpor Vespa langsung dari Italy.
Dari uraian tersebut di atas dimanakah saudara kandung Vespa Congo kita sebenarnya? Ada beberapa hal yang patut diperhatikan disini yaitu, pertama dari sisi tahun kerjasama antara Piaggio dengan beberapa perusahaan di German dan kedua dari sisi tahun serta nomor produksi yang menyertai Vespa Congo itu sendiri. Dari penulusuran penulis terhadap beberapa Vespa Congo yang ada berdasarkan tahun keluaran dalam BPKB adalah tahun 1958 hingga 1963, hal ini sangat sinkron apabila dikaitkan dengan selesainya tugas Pasukan Garuda Indonesia saat menjadi pasukan penjaga perdamaian di Congo. Untuk kurun waktu tersebut maka kerjasama antara Piaggio dengan Hoffmann tidak masuk hitungan. Hal ini disebabkan kongsian keduanya bubar di tahun 1955 dan produk dari kerjasama itupun berbentuk Vespa dengan model stang sepeda dan menggunakan Fender Light. Kerjasama kedua Piaggio di German bersama Messerschmitt. Dari kerjasama inilah keluar produk Vespa GS yang sering disebut di Indonesia GS versi German dan 150 Touren yang merupakan cikal bakal Vespa Congo kita, akan tetapi kongsian itupun tidak bertahan lama karena di tahun 1957. mereka bubar. Namun pengembangan GS dan 150 Touren terus berlanjut, saat Piaggio kerjasama dengan Martial Fane Organization dengan mendirikan Vespa GmbH Augsburg 1958, dari kerjasama inilah kemudian lahir apa yang kita sebut sebagai Vespa Congo
»»  ReadMore...

"Lebih Baik Naik Vespa"

00.20 Diposting oleh Pangeran Cinta 0 komentar
»»  ReadMore...

Scooter Termahal di Dunia - Vespa SS90

Senin, 09 April 2012 23.49 Diposting oleh Pangeran Cinta 0 komentar
Vespa didirikan pada pasca-Perang Dunia II Italia ketika Enrico Piaggio, pemilik Piaggio & Co , memutuskan untuk membawa perusahaan keluar dari industri penerbangan. Karena banyak jalan Italia telah dihancurkan, sepeda motor seperti Cushman itu lebih berguna daripada mobil.  Terinspirasi oleh Cushman itu, Piaggio & Co mulai bekerja pada sebuah sepeda sendiri.  Hasilnya adalah skuter global pertama yang amat sukses yaitu; Vespa.

Vespa menampilkan perisai di depan yang membantu pengemudi tetap kering dan bersih, serta frame depan  yang dapat mengakomodasi perempuan dalam gaun panjang.  Transmisi  internal mengeliminasi kebutuhan untuk rantai  dan desain garpu depan membuatnya mudah untuk mengubah roda.

SS90 Vespa Super Sprint diperkenalkan pada tahun 1965 dan diproduksi sampai tahun 1971.  Dibuat dengan bagian depan yang lebih sempit dibandingkan dengan Vespa lain dan kotak sarung tangan dan roda cadangan dipasang pada langkah-melalui daerah dari frame.   Walaupun produksinya tidak begitu sukses namun itu yang membuat SS90 menjadi Vespa yang langka dan bersejarah.
Karena kelangkaannya dan hanya 5.309 unit yang pernah dibuat dan Vespa ini amat tinggi nilai sejarah nya, SS90 sekarang adalah skuter yang paling mahal di dunia.. Jika Anda berhasil menemukan satu, Anda bisa mengharapkan untuk membayar lebih dari $ 7000 untuk sendiri skuter yang mahal ini.
»»  ReadMore...

SEJARAH VESPA

Selasa, 14 Februari 2012 17.06 Diposting oleh Pangeran Cinta 0 komentar


Sejarah vespa dimulai lebih dari seabad silam, tepatnya 1884. Perusahaan Piaggio didirikan di Genoa, Italia pada tahun 1884 oleh Rinaldo Piaggio. Bisnis Rinaldo dimulai peralatan kapal. Tapi di akhir abad, Piaggio juga memproduksi Rel Kereta, Gerbong Kereta, body Truck, Mesin dan Kereta api. Pada Perang Dunia I, perusahaannya memproduksi Pesawat Terbang dan Kapal Laut. Pada tahun 1917 Piaggio membeli pabrik baru di Pisa dan 4 tahun kemudian Rinaldo mengambil alih sebuah pabrik kecil di Pontedera di daerah Tuscany Italia. Pabrik di Pontedera inilah yang mana menjadi Pusat produksi pesawat terbang beserta komponen-komponennya (baling-baling, Mesin dan Pesawat) Selama Perang Dunia II, pabrik di Pontedera membuat P108 untuk mesin Pesawat dua penumpang dan Versi Pembom.


Lahir Kembali

Pada akhir Perang Dunia II, pabrik Piaggio dibom oleh pesawat sekutu. Setelah perang usai, Enrico Piaggio mengambil alih Piaggio dari ayahnya (Rinaldo Piaggio). Pada saat itu perekonomian Italia sedang memburuk, Enrico memutuskan untuk mendisain alat transportasi yang murah. Enrico memutuskan untuk fokuskan perhatian perusahaannya pada masalah personal Mobility yg dibutuhkan masyarakat Italia. Kemudian bergabunglah Corradino D’Ascanio, Insinyur bidang penerbangan yang berbakat yang merancang, mengkonsep dan menerbangkan Helikopter Modern Pertamanya Piaggio. D’Ascanio membuat rancangan yang simple,ekonomis, nyaman dan juga elegan. D’Ascanio memimpikan sebuah revolusi kendaraan baru. Dengan mengambil gambaran dari tehnologi pesawat terbang, dia membayangkan sebuah kendaraan yang dibangun dengan sebuah “Monocoque” atau Unibody Steel Chassis. Garpu depan seperti Ban mendarat sebuah pesawat yang mana mudah untuk penggantian ban. Hasilnya sebuah design yg terinspirasi dari pesawat yang yang sampai saat ini berbeda dengan kendaraan yang lain.

Maka pada 1945, konstruksi alternatif tersebut ditemukan. Awalnya memang sebuah konsep sepeda motor berkerangka besi dengan lekuk membulat bagai terowong. Mengejutkan, ternyata bagian staternya dirancang dengan menggunakan komponen bom dan rodanya diambil dari roda pesawat tempur.

Guna mengoptimalkan bentuk dan keamanan penggunanya, pabrikan yang kala itu masih terbilang sebagai usaha ''kaki lima'' merancang papan penutup kaki pada bagian depan. Proyek ini langsung dipimpin oleh Corradino d'Ascanio. Karena itu, hak paten pun segera dapat mereka kantongi.

Hasilnya, muncullah pertama kali produk motor dengan seri MP5. Kendaraan ini berteknologi sederhana tetapi punya bentuk yang amat menarik, bagai binatang penyengat (lebah/tawon) karena bentuk kerangkanya.

Namun, karena bentuk penutup pengaman yang bagai papan selancar itu, sejumlah pekerja di pabrik Piaggio pun bahkan mengatakannya sebagai motor Paperino. Harap diingat, Paperino adalah sindiran sinis untuk tokoh Donald Duck (bebek). Maka, d'Ascanio pun putar akal untuk memperbaiki model tersebut.

D’ascanio hanya membutuhkan beberapa hari untuk mengonsep ulang bentuk desain kendaraannya dan prototipnya diberi nama MP6. Saat Enrico Piaggio melihat protototip MP6 itu, ia secara tak sengaja berseru “Sambra Una Vespa” (terlihat seperti Tawon). Akhirnya dari seruan tak sengaja itu, diputuskan kendaraan ini dinamakan ‘Vespa’ (tawon dalam bahasa Indonesia). Pada April 1946, prototip MP6 ini mulai diproduksi masal di pabrik Piaggio di Pontedera, Italia.

Pada Akhir 1949, telah di produksi 35000 unit dan dalam 10 tahun telah memproduksi 1 Juta unit dan pada pertengahan tahun 1950. Selama tahun 1960-an dan 1970-an Vespa menjadi simbol dari revolusi gagasan pada waktu itu.

Perkembangan selanjutnya, produk ini ternyata laris diserap pasar Prancis, Inggris, Belgia, Spanyol, Brazil, dan India -- selain di pasar domestik produk ini laku bagai kacang goreng. Selain itu, India pun memproduksi jenis dan bentuk yang sama dengan mengambil mesin Bajaj. Jenisnya adalah Bajaj Deluxe dan Bajaj Super. Sejumlah pihak lantas mengajukan lamaran untuk joint membuat Vespa. Maka pada 1950 munculah Vespa 125 cc buatan Jerman.
Pada saat itu banyak negara lain yang mencoba membuat produk serupa, tetapi ternyata mereka tak sedikit pun mampu menyaingi Piaggio. Di antara pesaing itu adalah Lambretta, Heinkel, Zundapp, dan NSU. Bagi masyarakat Indonesia, produk Lambretta dan Zundapp, sempat populer di era 1960-an.

Selidik punya selidik, fanatisme terhadap Vespa ternyata muncul akibat ciri dasar bentuk motor ini yang selalu dipertahankan pada setiap produk berikutnya. Bahkan saat mereka terbilang melakukan ''revolusi'' bentuk pada produk baru, Vespa 150 GS, kekhasan pantat bahenol masih terasa melekat.

Produk 150 GS -- kala itu dikenal sebagai Vespamore dan hampir selalu tampil di tiap film tahun 1960-an -- memang kemudi dan lampu sorotnya mulai dibuat menyatu. Tetapi, secara keseluruhan apalagi bentuk pantatnya, benar-benar masih membulat. Dan cerita terus berlanjut saat ini dengan model generasi baru Vespa, mempersembahkan Vespa ET2, Vespa ET4, Vespa Granturismo dan Vespa PX150. Vespa bukan hanya sekedar Scooter tapi salah satu Icon besar orang Italia.

Sejarah Vespa di Indonesia

“Demam Vespa” di tanah air sangat di pengaruhi oleh “Vespa Congo”. Vespa diberikan sebagai Penghargaan oleh Pemerintah Indonesia terhadap Pasukan Penjaga Perdamaian Indonesia yang bertugas di Congo saat itu.

Menurut beberapa narasumber, setelah banyak Vespa Congo berkeliaran di jalanan, mulailah Vespa menjadi salah satu pilihan kendaraan roda dua di Indonesia. Importir lokal turut mendukung perkembangan Vespa di tanah air.

Sampai saat ini sudah puluhan varian Vespa yang mampir di Indonesia. Dari yang paling tua hingga yang paling baru ada di Indonesia. Sampai saat ini Indonesia mungkin masih bisa disebut sebagai surganya Vespa. Maraknya ekspor Vespa, sedikit banyak mengurangi populasi Vespa di Indonesia.
»»  ReadMore...